ALIANSI WARTAWAN INDONESIA

Rabu, 03 April 2013

KEHORMATAN


Kehormatan di masa sekarang adalah bagian dari harga diri yang layak diperjuangkan bahkan akan menjadi taruhan yang sangat mahal, padahal sebenarnya kehormatan adalah pemberian dari seberapa besar hasil yang dicapai dalam suatu hal yang menimbulkan karya yang patut dihargai atau tindakan yang memberikan dampak kebaikan bagi seseorang.

Namun demikian bila kita cermati yang ada dalam limgkungan kita atau yang ada disekitar kita, masih banyak yang menggadaikan kehormatannya demi sesuap nasi, betapa lemahnya kaum yang menyandang predikat “miskin!”,

Dalam beberapa catatan yang saya tulis adalah bagian dari sekilas penyandang kehormatan yang sebenarnya dan penyandang kehormatan semu, ini menimbulkan banyak dilematik diantara pemilik kehormatan yang sering di agung – agungkan dan banyak orang yang mendambakan kehormatan dimata antara sesama manusia.

Sebuah kekeliruan besar bila seseorang itu sendiri tidak mengenali apa arti kehormatan, karena disana akan membawa dampak kecenderungan bagi seseorang yang merasa dirinya terhormat dan itu sama dengan seseorang tersebut menujukkan kebodohannya sendiri dimata orang lain.

Seperti halnya pemimpin ingin mendapat rasa hormat dari para bawahan, tapi tidak mampu menghargai diri sendiri juga sebaliknya pemimpin ingin mendapat respek tapi dengan cara – cara yang negatif atau dengan cara yang kotor, dengan cara memberi rasa takut, selalu under estimate orang lain, bahkan tidak menghargai sesamanya.

Pemimpin yang sebenarnya layak dihormati adalah pemimpin yang tidak sekedar main tunjuk sana tunjuk sini tanpa leading by example, tapi pemimpin yang mampu memberikan contoh dari dirinya sendiri. Maka dari itu sebuah kehormatan yang akan di capai sempurna karena diawali dari dasar yang memang sudah tertanam dari kepribadian yang timbul dari hati nurani.

Mengitip pemahaman tokoh besar yang dalam kepemimpinan “ John C. Maxwell “ : “Salah satu kesalahan pemimpin adalah mengira bahwa status mereka sebagai pemimpin akan otomatis membuat mereka layak untuk dihormati. Namun, pemimpin sejati tahu bahwa untuk memperoleh kehormatan diperlukan usaha”. Dalam hal ini perlu juga kita perhatikan bahwa didalam usaha tersebut pemimpin harus dapat menanam jati diri yang nantinya dapat menopang datangnya kehormatan itu sendiri.

Memang benar kehormatan sangat identik dengan tokoh, pemimpin, atau seseorang yang dituakan dalam lingkungan atau budaya tertentu. Namun pada umumnya kehormatan adalah milik semua insan yang bernyawa pada umumnya dan pada khususnya manusia yang pasti memiliki pikiran dan hati nurani. Dan siapapun yang memberikan atau menciptakan kebaikan diantara sesama dialah yang layak mendapatkan kehormatan itu dan tidak harus seorang pemimpin karena semua orang akan tahu siapa yang layak mendapat kehormatan yang sebenarnya dan bukan kehormatan semu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar