Kehormatan di masa sekarang adalah bagian dari harga
diri yang layak diperjuangkan bahkan akan menjadi taruhan yang sangat mahal,
padahal sebenarnya kehormatan adalah pemberian dari seberapa besar hasil yang
dicapai dalam suatu hal yang menimbulkan karya yang patut dihargai atau
tindakan yang memberikan dampak kebaikan bagi seseorang.
Namun demikian bila kita cermati yang ada dalam
limgkungan kita atau yang ada disekitar kita, masih banyak yang menggadaikan
kehormatannya demi sesuap nasi, betapa lemahnya kaum yang menyandang predikat
“miskin!”,
Dalam beberapa catatan yang saya tulis adalah bagian
dari sekilas penyandang kehormatan yang sebenarnya dan penyandang kehormatan
semu, ini menimbulkan banyak dilematik diantara pemilik kehormatan yang sering
di agung – agungkan dan banyak orang yang mendambakan kehormatan dimata antara
sesama manusia.
Sebuah kekeliruan besar bila seseorang itu sendiri
tidak mengenali apa arti kehormatan, karena disana akan membawa dampak
kecenderungan bagi seseorang yang merasa dirinya terhormat dan itu sama dengan
seseorang tersebut menujukkan kebodohannya sendiri dimata orang lain.
Seperti halnya pemimpin ingin mendapat rasa hormat
dari para bawahan, tapi tidak mampu menghargai diri sendiri juga sebaliknya
pemimpin ingin mendapat respek tapi dengan cara – cara yang negatif atau dengan
cara yang kotor, dengan cara memberi rasa takut, selalu under estimate orang
lain, bahkan tidak menghargai sesamanya.
Pemimpin yang sebenarnya layak dihormati adalah
pemimpin yang tidak sekedar main tunjuk sana tunjuk sini tanpa leading by
example, tapi pemimpin yang mampu memberikan contoh dari dirinya sendiri. Maka
dari itu sebuah kehormatan yang akan di capai sempurna karena diawali dari
dasar yang memang sudah tertanam dari kepribadian yang timbul dari hati nurani.
Mengitip pemahaman tokoh besar yang dalam kepemimpinan
“ John C. Maxwell “ : “Salah satu kesalahan pemimpin adalah mengira bahwa
status mereka sebagai pemimpin akan otomatis membuat mereka layak untuk
dihormati. Namun, pemimpin sejati tahu bahwa untuk memperoleh kehormatan
diperlukan usaha”. Dalam hal ini perlu juga kita perhatikan bahwa didalam usaha
tersebut pemimpin harus dapat menanam jati diri yang nantinya dapat menopang
datangnya kehormatan itu sendiri.
Memang benar kehormatan sangat identik dengan tokoh,
pemimpin, atau seseorang yang dituakan dalam lingkungan atau budaya tertentu.
Namun pada umumnya kehormatan adalah milik semua insan yang bernyawa pada
umumnya dan pada khususnya manusia yang pasti memiliki pikiran dan hati nurani.
Dan siapapun yang memberikan atau menciptakan kebaikan diantara sesama dialah
yang layak mendapatkan kehormatan itu dan tidak harus seorang pemimpin karena
semua orang akan tahu siapa yang layak mendapat kehormatan yang sebenarnya dan
bukan kehormatan semu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar